INILAH.COM, Jakarta - Ponsel bundlingsepertinya bakal jadi kecenderungan pasar di Indonesia. Itu sebabnya sukses Bakrie Telecom meraih 70% pelanggan dari pengguna ponsel bundling, bakal diikuti operator CDMA lain. Seberapa besar peluang mereka?
Sekitar 70% pelanggan Bakrie Telecom diraih berkat program bundling ponsel dengan kartu prabayar Esia. Pada 2008 Esia telah memiliki 7 juta pelanggan. Lima juta di antaranya berasal dari pemakaibundling.
Selain ponsel murah, Bakrie Telecom juga rajin menambahkan konten menarik. Ponsel tematik yang diusung Esia antara lain Hidayah, Ngoceh, Merdeka, dan Slank. Yang terbaru, Esia mengenalkan Fu.
"Pelanggan Esia Hidayah kami hampir semua menggunakan fitur-fitur yang ada di dalam konten Esia Hidayah. Jadi kebutuhan konten akan terus meningkat," kata Erik Meijer, wakil direktur utama PT Bakrie Telecom.
Esia menargetkan memilki 10,5 juta pelanggan hingga akhir 2009. Target itu, kata Erik dicapai tidak hanya dengan melepas nomor ke pasaran, tapi juga dibarengi dengan handset bundling.
"Dengan target penambahan 3,5 juta pelanggan di akhir 2009, kami ingin mengimbangi nomor yang beredar dengan ketersediaan perangkat," ujar Erik.
Huawei Technologies, pemasok handset C2807 yang dijadikan Esia Slank, berhasil menjual 350 ribu unit hanya dalam waktu sehari. "Hasil tersebut kami raih dalam waktu singkat saat pameran distributor baru-baru ini," kata James Chen, direktur pemasaran Divisi Terminal Huawei.
Namun hasil itu baru di tingkat distributor, belum sampai tahap dibeli oleh konsumen. Separuhnya saja bahkan tak sampai. "Hingga saat ini, pelanggan Esia yang aktif menggunakan handset tersebut baru 40 ribu dari 100 ribu unit yang kami targetkan di tahap awal," kata Erik.
Erik mengaku Bakrie Telecom tidak mengambil untung dari harga penjualan ponsel. "Meskipun kami mendapat harga bagus dari pemasok untuk ketersediaan ponsel ini, kami tidak mengambil untung," tukasnya.
Produk Manager LG Mobile Communication Indonesia John Halim mengatakan, vendor ponsel juga tidak mendapat keuntungan sama sekali dalam program bundel ponsel murah. "Misalnya kami punya dana iklan berapa, operator punya berapa lalu digabungkan," katanya.
John menambahkan, ponsel bundling tidak memberikan keuntungan dari sisi penjualan. Tapi jika handset LG banyak digunakan oleh pelanggan berkat programbundling, maka image LG akan meningkat.
Ponsel low end menurut John, sebenarnya tidak menawarkan margin keuntungan sama sekali. Tapi meskipun begitu, vendor tidak dapat meninggalkannya. Semua vendor ponsel besar rata-rata memiliki ponsel dari kelas high end hingga low end.
Sementara untuk membundel ponsel lebih mahal dengan operator, kurang maksimal. LG pernah melakukan, namun pembelinya tidak sebanyak bundel ponsel murah. "Jadi biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan hasil yang didapat," katanya.
Ke depan, konsumen Indonesia akan terus dibanjiri ponsel bundling murah. Salah satu pejabat di perusahaan content provider mengaku mendapat order untuk membuat konten mirip ponsel tematik milik Esia.
"Akan digunakan oleh operator CDMA. Kontennya sudah siap, operator tinggal mengenalkan," katanya. Tak hanya perang tarif, operator CDMA tampaknya juga akan perang handset bundel yang dilengkapi konten menarik. 22/01/2009 - 11:58 (http://www.inilah.com/news/teknologi/2009/01/22/77875/perang-cdma-di-pasar-ponsel-bundling/)
Komentar